">
Lazada Indonesia

Tongseng Ikan, ketika Tongseng Kambing sudah Mainstream

Tongseng yang katanya dari Solo merupakan makanan berkuah dengan bumbu gulai dengan rasa yang lebih menyengat. Rasa bumbu yang menyengat ini bisa jadi karena irisan cabai kasarnya yang kadang dimemarkan dahulu. Dalam gulai ala tongseng ini biasanya ada tambahan sayuran kol dan irisan tomat atau mentimun. Karena dari jawa, maka rasa manis selain pedas akan mendominasi sajian ini. Rasa gurih tentu saja masih ada, karena sebenarnya merupakan varian dari gulai. Waktu di Depok, Jabar dahulu, banyak warung tongseng yang melengkapi nama warungnya dengan embel-embel "solo", mungkin maksudnya asli dari kota solo.
Sajian tongseng yang umum di masyarakat biasanya berbahan daging dari kambing. Sekarang, banyak pula yang menggunakan daging ayam, menjadi tongseng ayam. Ada juga tongseng Enthok di Magelang. Tongseng sapi juga ditemukan di beberapa tempat. Bagi para vegetarian, anda bisa mendapatkan tongseng jamur. Salah satu yang pernah saya temui di warung makan JEJAMURAN di Sleman, Jogja. Nah, hobbyklayapan baru kali ini menemukan varian baru dari tongseng ini. Tongseng ikan air tawar. Ketika mencoba merasakan sajian khas yang baru pertama kali ditemui oleh hobbyklayapan ini, rasa nikmat membuat kami serasa harus membagikan pengalaman ini. Penilaian yang kami berikan (kecuali karena tempatnya yang jauh) adalah recomended.
Warung makan ini terletak di dusun Blawong, Trimulyo, Jetis, Bantul, tepatnya di jalan Imogiri Timur km 11, sebelah barat jalan. Di timur jalan, atau didepannya agak keselatan, terdapat rumah sakit Nur Hidayah. Jalur ini merupakan jalur utama dari Jogja untuk menuju ke kompleks makam raja-raja, Imogiri. Jika anda menggunakan GPS, lokasinya berada pada koordinat sekitar -7.885641, 110.387919. Di dekat lokasi ini, tepatnya disebelah utaranya, atau sebelum sampai tempat ini dari arah kota Jogja, juga merupakan pusat kuliner yang lebih dahulu terkenal. Ya, daerah perempatan Jejeran, merupakan pusat dan asal dari Sate Klatak. Sate yang tempat berjualan awalnya berada ditengah pasar Jejeran, waktu malam hari. Sate yang menguarkan bunyi kletak-kletak ketika dibakar menggunakan bumbu garam dan tusukan dari jeruji sepeda yang ditajamkan. Sekarang hampir disempanjang perempatan Jejeran ini akan banyak kita temui warung sate Klatak.
Warung tongseng ikan tawar ini pemiliknya bernama Ibu Kun Sulistrarini, karenanya dinamakan Warung Bu Kun (sebuah silogisme yang mainstream :D ). Warung ini mempunyai menu andalan bebek goreng sambel ijo dan tongseng ikan air tawar. Namun demikian juga menyediakan menu lain semisal menu dengan ayam kampung, burung puyuh, gurameh, nila belut dan bagi penyuka sambal, juga menyediakan aneka sambal. Tempat makannya ada 2 pilihan yaitu lesehan (lebih luas) dan dengan meja kursi dari bambu. Kapasitas tampung warung ini mungkin sekitar 50an orang. Halaman parkir juga tersedia luas, namun akan terasa sempit jika yang parkir adalah bus besar :). Bagi gadged mania, yang tidak bisa lepas dari internet, warung ini juga menyediakan hotspot secara free. Khusus bulan Ramadhan seperti saat ini, Bu Kun buka dari jam 15:30 - 21;30. Hari biasa warung akan buka dari jam 09:00 - 21:00. Jika masih belum yakin, atau menghendaki reservasi tempat, telepon saja di 087737500066 atau di 085106005556.
Kembali ke menu utama, Tongseng Ikan Tawar. Ini maksudnya bukan setelah makan, trus bayarnya bisa ditawar ya sobat :D, tapi ikannya dari air tawar, bukan ikan laut. Jenis ikan yang tersedia untuk tongseng sendiri ada gurameh, nila dan lele. Saat hobbyklayapan memesan, ibu yang melayani menanyakan mau seberapa pedasnya? Setelah sadar, ternyata memang tingkat kepedasan menjadi semboyan dari warung ini, yaitu "Lezat rasanya, Mantab pedasnya". Tentu saja saya hanya memesan sedang saja, dan memesankan paling pedas untuk saudara yang asli pulau sumatera. Menu sedang dilidah saya memang belum cukup untuk membuat keringat bercucuran, dan menu pedas bagi saudara saya yang penggemar pedas katanya biasa (lha jelas, level dia kan memang harus pueeedasss... :D ).
Bagi saya yang tidak suka repot saat makan, menu ikan ini mungkin sedikit mengganggu karena harus berhati-hati dalam menikmatinya agar tidak sampai membuat kelezatan masakan ini terhapus oleh sakitnya saat duri ikan menusuk mulut atau tenggorokan. Sepertinya akan lebih menyenangkan jika Bu Kun dan stafnya menyediakan juga menu tongseng ikan fillet, sehingga orang setipe dengan saya akan semakin nikmat menikmati menu utama ini  tanpa harus bersusah payah menghindari duri-durinya. Tapi ini sekedar usulan lho... :D.
Jauh, tapi worthed, itulah kesan kami berempat saat usai menyantap hidangan yang kebetulan menu pilihannya sama semua hanya beda level pedasnya ini. Menu lainnya dari warung ini mungkin kami bisa lebih mudah mendapatkannya juga di tempat lain. Hal inilah yang membuat kami jauh-jauh dari Jogja utara datang ke Jogja selatan ini khusus mencoba menu tongseng ikannya Bu Kun. Untuk harga, cukup murah, apalagi bagi mereka yang biasa menikmati kuliner di restoran atau mereka yang sedang mudik dari ibukota negeri ini. Kami berempat, dengan tambahan rempeyek rebon (udang kecil) dan kerupuk, bahkan ada yang nambah, menghabiskan tidak lebih dari 100 ribu.
Selain menu andalan tadi, Bu Kun juga menyediakan menu bebek goreng dengan sambel ijonya, ayam goreng dan bakar, gurameh goreng dan bakar, lele dan nila goreng dan bakar, belut goreng dan sambel welut, puyuh goreng, iso, dan tentu saja tempe, tahu dan telur. Minuman yang tersedia teh, jeruk, jahe, kopi, wedang uwuh dan secang, juga soda gembira. Jadi, bagi para pemudik, mari saat berwisata ke pantai di Bantul atau ke kebun buah Mangunan, atau ke kompleks makam raja-raja mataram di imogiri, atau ke kawasan wisata hutan pinus Dlingo, sekalian saja wisata kuliner di Warungnya Bu Kun ini. Bagi penyuka menu tongseng, tongseng ikan ini bisa jadi tambahan varian dari menu tongseng-tongseng kegemarannya.

Previous
Next Post »
Lazada Indonesia
show_ads.js">