">
Lazada Indonesia

Berdoa di Lereng yang Sunyi dan Sejuk, Pulang Membawa Sayuran Segar

Bulan Mei telah tiba, saat khusus bagi umat Katolik untuk berdevosi atau kebaktian khusus kepada Bunda Maria. Bunda Maria sendiri merupakan sosok yang dipercaya oleh umat Katolik di seluruh dunia adalah Bunda dari Yesus Kristus. Bulan devosi untuk Bunda Maria ini sendiri selain Mei juga Oktober. Demikian hormatnya sehingga ada dua bulan sendiri bagi umat Katolik untuk berdevosi bagi Bunda Maria. Namun demikian bulan Mei menjadi lebih semarak daripada bulan Oktober. Banyak umat Katolik yang berziarah di Gua-gua Maria diseputar tempat tinggal mereka. Mengapa Gua Maria?
Hal ini sejalan dengan kisah Penampakan Bunda Maria kepada umatnya, salah satu yang paling terkenal adalah penampakan kepada Santa Bernadette Soubirous di sebuah Gua Massabielle yang ada di kota Lourdes, Perancis pada tahun 1858. Gua Massabielle-Lourdes kemudian menjadi tempat ziarah Gua Maria paling populer. Tempat ziarah ini pulalah yang kemudian menjadi inspirasi untuk membuat tempat ziarah serupa pada komunitas Katolik setempat. Dari situ muncullah tempat ziarah Gua Maria di banyak tempat di dunia (Sumber Berita: www.katedraljakarta.or.id).
Gua Maria Pereng berada di dusun Jampelan, Desa Getasan, Kecamatan Getasan,Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dinamakan Pereng karena letaknya memang di pereng atau lereng. Berada dilereng sisi utara gunung Merbabu, dekat dengan tempat wisata Kopeng, Gua ini memberikan kenyamanan untuk diam berdoa karena udaranya yang relatif sejuk dipegunungan kalau tidak bisa dibilang cenderung dingin. Secara gereja, lokasi ini masuk di Stasi St Yusuf Getasan, Paroki Paulus Miki Salatiga. Lokasi tepatnya berada pada koordinat -7.376110, 110.444063, didepan SMP 1 Getasan.
Jalan salib dimulai dari dekat Gereja St Yusuf Getasan (-7.3749851, 110.442751) yang berjarak sekitar 150 meter dari polsek dan perempatan getasan, arah ke Salatiga. Patirtan atau mata air di Gua Maria ini berada agak kebawah, dekat aliran sungai yang berada dibawahnya. Dahulu mata air ini dimanfaatkan penduduk sekitar untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangganya karena memang tidak pernah kering. Pada 25 Agustus 2011, Panitia Pembangunan memutuskan nama tempat itu Taman Doa Goa Maria Pereng. Lalu, pada 30 Oktober 2011, dilaksanakan peletakan batu pertama, bertepatan dengan Bulan Rosario.
Tanggal itu pun disepakati sebagai hari lahirnya Taman Doa Goa Maria Pereng. Selain peletakan batu pertama, dilangsungkan juga rangkaian acara Jalan Sehat, Pertunjukan Barongsay, dan Pergelaran Wayang Kulit. Acara yang diperkirakan akan dihadiri sekitar 1.500 orang, membludak menjadi 2.500 orang. Umat yang hadir tidak hanya berasal dari paroki setempat, tetapi juga dari luar kota, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Yogyakarta(sumber: http://www.hidupkatolik.com/2012/12/14/taman-doa-goa-maria-pereng-pengalaman-iman-membangun-taman-doa).
Berdoa di seputaran Gua Maria Pereng ini akan terasa nyaman sembari duduk dibawah pepohonan atau bangunan yang disediakan. Udara dingin menyegarkan dari lereng Merbabu bisa menambah kekhusukan atau malah meninabobokan anda :). Berada jauh dari jalan raya juga membuat tempat ini cukup hening. Yang terdengar disini selain suara pengunjung, paling hanya suara desau angin dan kadang cuitan burung yang lewat atau bertengger dipepohonan sekitar tempat doa. Untuk Misa juga sudah ada altar besar disamping kiri Gua. Disekitar tempat parkir kendaraan juga sudah dibangun deretan warung yang menyediakan makanan dan oleh-oleh khas sekitar terutama sayuran dan buah-buahan, selain juga camilan.
Yang sedikit kurang dari Gua Maria ini mungkin hanya tersedianya satu lokasi toilet yang tidak lebih dari 5 buah, sehingga ketika sebuah rombongan datang, antrian cukup banyak untuk menggunakan toilet ini. Hal ini wajar karena udara dingin akan membuat para pengunjung lebih seering ingin ke toilet. Tempat ini mungkin tidak seluas Sendangsono, Jalan salib yang ada juga hanya disekitar Gua, sehingga mungkin nyanyian jalan salib akan sedikit mengganggu mereka yang sedang tepekur berdoa didepan gua.
Namun demikian berdoa dan berdevosi di Gua Maria Pereng ini cukup 'worthed', apalagi ada 'ampiran' bagi ibu-ibu yaitu berbelanja sayuran segar dan bagus disekitarnya. Daerah Kopeng memang terkenal dengan komoditas sayurannya.
Jadi, masih tersisa beberapa hari lagi di Bulan Maria ini untuk berziarah mengunjungi gua-gua tiruan Lourdes ini, mari gunakan secepatnya. Salah satu yang saya sarankan bagi masyarakat Jogja dan Jawa Tengah ya Gua Maria Pereng ini.
















Previous
Next Post »
Lazada Indonesia
show_ads.js">