">
Lazada Indonesia

Manggar, Varian Gudeg dari Kota Gudeg

Jika anda penggemar Gudeg, pasti jika ke Jogja akan meluangkan waktu entah ke kawasan Wijilan, timur Kraton Jogja, sebagai pusat kuliner gudeg. Bisa juga di pinggiran jalan Kaliurang yang terkenal dengan Gudeg Mbareknya. Gudeg biasanya dibuat dari buah nangka yang dipotong-potong dan dimasak dengan santan dan gula kelapa. Kota Jogja dahulu juga terkenal dengan sebutan kota Gudeg, selain sebagai kota pelajar, saya masih ingat tentang pelajaran IPS waktu masih di SD dan SMP... :)
Gudeg sebagai tempat nongkrong akan kita jumpai juga sampai larut malam bahkan sampai pagi hari sehabis subuh. Selepas toko tutup di jalan solo beberapa lesehan gudeg terkenal berjejer. Selepas tengah malam, sampai menjelang subuh, di dekat Tugu Jogja juga ada gudeg yang terkenal. Saat saya pulang jogja dengan kereta, sembari pulang, juga menemukan penjual gudeg di pinggir jalan meskipun mentari belum menampakkan dirinya. Jadi sudah layak dan sepantasnya sebutan Jogja sebagai kota Gudeg.
Namun, jika anda belum pernah mencicipi apalagi mendengar bahwad di Jogja khususnya di Bantul ada Gudeg Manggar, jangan menyebut diri sebagai pecinta atau penggemar gudeg. Ya, di Jogja yang terkenal dengan sebutan kota gudeg ini ternyata juga menyimpan varian lain dari gudeg. Varian ini tidak dapat ditemui disembarang tempat layaknya gudeg nangka yang lebih dahulu terkenal, meskipun dari usia, gudeg manggar ini juga sudah ratusan tahun ada. Gudeg manggar erat kaitannya dengan sejarah Ki Ageng Mangir Wonoboyo, penguasa tanah Perdikan Mangiran yang juga merupakan salah satu menantu Panembahan Senopati, Penguasa Ngayogyakarto Hadiningrat sebelum era Hamengkubuwono.
Gudeg Manggar ini pada awalnya merupakan inisiatif Sekar Pembayun, Istri Ki Ageng Mangir, yang juga putri Panembahan Senapati. Nyi Pembayun melihat di daerah Mangiran, tempat suaminya berkuasa, terdapat banyak pohon kelapa. Ia kemudian mengolah bunganya, sebelum berubah menjadi buah kelapa, menjadi gudeg. Mangiran sendiri terletak di jalur jalan daendels, sudah mendekati jembatan Srandakan. Daerah ini sekarang masih terkenal dengan adanya pasar Mangiran. Ada satu warung gudeg yang cukup dikenal disini yaitu Gudeg Manggar Bu Jumilan. Letaknya sebelum pasar Mangiran ini jika anda melaju dari arah kota Bantul menuju Srandakan, dengan koordinat -7.931686, 110.266395.
Selain warung ini di beberapa tempat di Bantul masih dapat kita temui beberapa tempat lain semisal di dekat pasar seni Gabusan, di Manding atau yang disajikan lebih modern dengan gaya resto didekat SPBU Jogokaryan, jl. Parangtritis. Akan tetapi yang paling dekat dengan lokasi kelahiran gudeg ini ya di Warung Bu Jumilan ini. Warung ini dapat menampung sekitar 20an orang. Anda pun dapat memesan untuk dibawa pulang dengan dos ataupun besek. Harga per-dosnya sekitar 50rb dan harga untuk satu besek sekitar 100-200 ribu. Gudeg ini tahan untuk 24 jam. Jika anda menginginkan untuk pengyimpanan dalam waktu yang lebih lama, saya juga menemukan ada yang mengemasnya dalam bentuk kaleng. Untuk informasi ini silahkan saja googling dengan kata kunci gudeg manggar kaleng.
Di warung ini gudeg manggar disajikan dengan pilihan lauk ayam, ati ampela, mangut lele, bacem tempe dan tahu, telur. Lauk terserah anda memilih yang mana yang akan menemani nikmatnya gudeg manggar ini. Kekhasan gudeg manggar antara lain adalah rasanya yang lebih gurih dibanding dengan gudeg nangka yang cenderung lebih manis.
Rasa lain yang muncul adalah "krenyes-krenyes" atau semacam cruncy tidak selembut gudeg nangka ketika anda mengunyahnya. Jika gudeg nangka menggunakan buah nangka dan santan serta gula jawa yang berasal dari pohon kelapa, maka gudeg manggar benar-benar hampir semua berasal dari pohon kelapa. Untuk memasak manggar atau mayang ini diperlukan waktu sehari semalam. Kelangkaan manggar sebagai bahan baku gudeg ini membuat kuliner khas Bantul ini juga semakin langka. Keistimewaan lain gudeg manggar ini menurut pakar kecantikan Mooryati Sudibyo, bisa menambah kecantikan, karena membuat wajah bercahaya, atau dalam bahasa jawa disebut 'klimis'.
Sehubungan dengan hal ini, beliau juga rajin memromosikan gudeg ini ke seluruh dunia. Di Gudeg Manggar Bu Jumilan, juga tersedia oleh-oleh wader goreng, peyek, belut goreng, dll. Yang unik dari belut goreng Bu Jumilan ini adalah bentuknya yang berbeda jauh dengan belut goreng yang ada di Godean, Sleman. Belut goreng 'kulon kali' ini ditumbuk gepeng, dan digoreng menggunakan tepung, sehingga sekilas mirip dengan sale pisang. Saya pada awalnya juga mengira ini sale pisang karena bentuknya.
Kerabat keraton pun menyukai kuliner yang aslinya memang berasal dari salah satu keluarga keraton Jogja ini. Berikut daftar tempat menikmati Gudeg Manggar di Jogja:
  1. Gudeg Manggar Bu Jumilan, jl Srandakan km.8, Mangiran, Trimurti, Srandakan, Bantul (sebelah timur pasar Mangiran / Cabang dinas P&K kec. Srandakan), telp 0274 6580989, 081328231061. melayani pesanan
  2. Gudeg Manggar Manding, Jl. Parangtritis km 11,5 selatan perempatan Manding, telp. (0274) 368707
  3. Gudeg Mangar Bu Tinur,  di jl. Bangunjiwo-Bibis Km 8,5, bangunjiwo,  Kasihan telp (0274) 7455245 atau 0812 4108 7351 
  4. Gudeg Manggar Bu Dullah, Jebugan, RT.05 Serayu, Bantul Yogyakarta, telp 0274 368429, sebelah tenggara pusat kota Bantul, dekat makam bupati, bantul, koordinat -7.900125, 110.335234
  5. Gudeg Manggar Halima, Jl. Tunjung Baru 76, Baciro, telp. (0274) 9355758
  6. Gudeg Manggar Resto Bale Raos, Jalan magangan Kulon No. 1, Kecamatan Keraton, Jogja
  7. Gudeg Manggar Bu Lusi, Nogosari, No. 127, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta, telp.(0274) 367510, koordinat -7.899119, 110.353784
  8. Gudeg Manggar Kopitiam Oey Jl. Walter Monginsidi 19 Yogyakarta
  9. Gudeg Manggar Pembayun yang berada di Kadipiro Rt 08 Rw10 No 197, Desa Mangir, Pajangan, Kabupaten Bantul
  10. Gudeg Manggar Jogja, Jl. Panembahan Raya No. 20, Yogyakarta Tengah, telp (0274) 7167577, koordinat -7.809188, 110.367879




Previous
Next Post »
Lazada Indonesia
show_ads.js">