">
Lazada Indonesia

Mencicipi Kalkun di Warung Kaki Empat

Makan siang merupakan saat perburuan bagi sebagian pekerja. Ternyata saya juga termasuk salah satunya :D. Menu yang paling banyak selain sayur adalah olahan ayam dan ikan, dan itu juga banyak saya temukan diseputar tempat kerja saya. Di Jogja sendiri fenomena ayam geprek (yang nanti akan saya ulas tersendiri) sedang marak. Siang ini saya bersama seorang teman mencoba mencari menu lain, meskipun dari bahan dasar sama namun dengan olahan yang berbeda. Pencarian kami membawa ke penjual tongseng ayam dekat stadion Maguwoharjo, stadion kebanggaan PSS Sleman. Sudah beberapa kali mencoba kesini dan belum beruntung karena kata penjualnya sudah habis (mungkin juga trik untuk membuat penasaran bagaimana rasanya, karena setiap kali kesini dibilang bahwa sudah habis).
Kekecewaan yang kesekian kali pun muncul. Tapi masalah membawa berkah, didekatnya ternyata ada sebuah L300 pickup dengan tulisan besar ditempel dibelakangnya dan diubah menjadi warung tenda. Tertulis "Warung Kalkun". Menu kalkun sepertinya belum pernah saya jumpai di warung kakilima di Jogja. Kesempatan dalam kemalangan (karena kehabisan tongseng) ini kami manfaatkan untuk sekalian mencoba menu Kalkun ini. Karena inilah saya menyebutnya warung kaki empat, meskipun menikmati makannya di trotoar atau di kaki lima yang diberi atap tenda tanpa dinding.
Pak Agus membawa daging kalkun setengah matang dari rumah untuk di jual di depan stadion Maguwoharjo ini. Hal ini agar memasaknya ketika mau dihidangkan kepada pelanggan tidak lama lagi, juga agar tidak terlalu matang. Lumayan lama menunggu pesanan kami, karena memang menu dimasak langsung, bukan 'tandon' yang siap dihidangkan. Hasilnya memang memuaskan, daging kalkun yang memang aslinya alot, tidak sampai menyelip digigi karena empuk dikunyah. Demikian pula bumbunya yang meresap dan memanjakan lidah. Menurut Pak Agus, daging kalkun memang lebih enak dari daging ayam, sehingga dengan bumbu minimal saja sudah enak untuk dimakan. Kekurangan dari kalkun karena memasaknya yang butuh waktu lebih lama.
Seporsi rica Kalkun pada kesempatan pertama ini mengakibatkan saya harus menambah nasi karena nikmatnya sajian makan siang kami saat itu. Warung yang mobile ini memang terasa kurang nyaman kala siang hari karena teriknya mentari hanya tertahan oleh tenda deklit yang diikatkan di pick up dan beberapa tiang, tidak ada pepohonan disekitar. kegerahan siang itu lumayan berkurang karena hembusan angin yang membelai. Namun demikian rica ini membuat peluh lumayan bercucuran. Tapi jangan takut, Pak Agus akan menawarkan seberapa pedas rica yang akan kita makan nanti.
Selain Rica Kalkun, Pak Agus juga menyediakan Soto yang juga dagingnya dari Kalkun. Menurut Pak Agus memang jarang yang memesan soto Kalkun ini, jauh lebih banyak penikmat Rica Kalkun racikannya. Oh ya... beliau mempersilakan mengambil nasi tambahan sendiri jika memang masih kurang, tanpa tanbahan biaya... ha..ha..ha.. Jadi, mari saudara-saudara yang berlambung lebar dan lentur, mari makan di Warung Kalkun Pak Agus ini.
Sekedar tambahan infor, manfaat daging Kalkun bagi kesehatan adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seiring dengan menipisnya kekebalan kantong jika keseringan, karena memang daging kalkun lebih mahal daripada daging ayam :D. Hal ini dapat dimengerti karena daging kalkun kaya akan protein dan asam amino yang tidak hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan protein Anda, namun juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Selain itu juga dapat mencegah kanker karena banyaknya mineral yang terkandung di dalamnya. Kanker disini bukan Kantong Kering lho... :D .
Lemak yang terkandung di dalam daging kalkun adalah jenis lemak tak jenuh. Oleh karena itu Anda tidak perlu khawatir akan terkena kolesterol apabila Anda mengonsumsi kalkun karena kalkun mampu mencegah kolesterol dan menjaga kesehatan jantung. Yang tidak kalah penting ternyata daging kalkun baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena daging kaluk mampu mengatur tingkat insulin di dalam tubuh.
Pesan saya manfaat-manfaat tersebut jangan diberitahukan kepada Pak Agus ya bro & Sis, bisa-bisa nanti harga seporsi yang Rp 10.000,- bisa dinaikkan lagi oleh beliaunya, ha..ha..ha.. Oh ya, jangan lebih dari jam 13 jika ingin mencoba atau berlangganan makan disini, karena biasaya jam segitu sudah pulang karena habis dagangannya. Karena masaknya lumayan butuh waktu, bisa pesan dahulu sebelum datang, sehingga pas datang menu sudah siap santap. Ada teleponnya tuh di gambar paling bawah.

* Berdasarkan pemantauan per tanggal 5 Oktober 2015, mobil dan dagangannya ini sudah jarang terlihat di seputaran Stadion Maguwoharjo. Mungkinkah pindah tempat mangkal atau memang sudah tidak berjualan lagi...???
Previous
Next Post »
Lazada Indonesia
show_ads.js">