Kedai kopi biasanya berada ditempat yang mudah dijangkau, ramai dan seringkali dipinggir jalan. Hal ini tidak berlaku pada Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat. Jika anda pernah mendengar Puncak Suroloyo, yang merupakan puncak tertinggi di pegunungan Menoreh yang membentang dari Magelang sampai Kulonprogo, maka Kedai Kopi ini hanya berjarak kurang lebih 3,2 km dari puncaknya. Lalu apa yang membuat orang meluangkan waktu tenaga dan biaya untuk bersusah payah datang untuk menikmati kopi ini?. Kalau saya sih karena memang suka kelayapan dan tentu saja agar dapat menulis cerita yang akhirnya sekarang anda baca ini... :)
Pak Rohmat membuka warung kopin menorehnya ini dirumahnya. Rumah ini terletak di desa Madigondo, Rt.26, Rw. 10, Sidoharjo, Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta. Dibelakang rumahnya ia bangun sebuah pendopo gazebo yang merupakan rumah panggung karena bagian belakangnya memang kebun dengan tanah lebih rendah. Selain di gazebo ini, pengunjung dapat menikmati kopi di emperan belakang rumahnya yang sudah dilengkapi dengan sederatan kursi panjang dan meja. Koordinat lokasi rumah Pak Rohmat adalah -7.661923, 110.205614. Jalur paling dekat yang dapat ditempuh dari kota Yogyakarta adalah melalui Perempatan Dekso lalu menuju Boro. Dari Gereja Boro, ambil jalur lurus menuju Desa Sidoharjo. Jarak rumah Pak Rohmat dari Boro sekitar 5 km. Tiga kilometer dari Boro akan bertemu dengan persimpangan. Dipertigaan ini sudah terpasang papan penunjuk arah ke Kedai Kopinya Pak Rohmat. Jalur lurus mengarah ke MTS Sidoharjo, sedangkan kanan menuju Puncak Suroloyo. Jalur ke Suroloyo inilah yang mengarah ke Kedai Kopi Pak Rohmat. Dari pertigaan ini rumah Pak Rohmat masih sekitar 2,2 km. Rumahnya berada disebelah kanan jalan yang menanjak, sehingga lokasinya memang seperti dibawah jalan. Sudah ada papan nama yang terpasang di pintu masuk halaman warung ini.
Ketika kami sampai di depan rumahnya, beliau langsung menyambut dengan ramahnya, menanyakan nama dan rumah kami. Suatu penyambutan yang bersifat sangat pribadi karena langsung terjadi kedekatan emosional tanpa jarak. Coba di tempaat lain, adakah penyambutan yang menanyakan nama selain tentu saja di resepsionis yang nama bukan untuk mengenal pribadi, tapi untuk reservasi. Becandaan pun langsung mengalir, sambil mengantar kami ke kedainya yang terletak dibelakang rumah. Obrolan santai bak menerima tamu yang sudah lama tidak berkunjung menjadi pembuka sebelum beliau menawari kami apa yang akan dipesan yang tentu saja seperangkat kopi beserta camilannya dibayar tunai... hushh... emang nikahan... ha..ha..ha. Ya,
Ya, saya menyebutnya bukan segelas atau secangkir kopi, tapi seperangkat kopi. Kekhasan dari kedai kopi memang karena kopinya yang tidak hanya disajikan sendirian berupa segelas atau secangkir kopi, namun merupakan seperangkat. Seperangkat tersebut berisi kopi robusta tanpa gula, karena gulanya disediakan terpisah, gula aren dan gula pasir yang kesemuanya menemani segelas kopi tersebut. Masih ada saatu gelas kecil berisi cairan coklat tua juga yang ternyata merupakan larutan gula dan jahe dicampur dengan sedikit merica. Cairan ini meskipun bisa dicampurkan dengan kopi sehingga menjadi kopi jahe, tapi memang bukan dimaksudkan untuk campuran kopi yang terhidang tersebut. Jahe ini untuk mencocol ketela (waktu kami datang dimalam hari mungkin sudah habis) atau geblek yang putih (semacam lanting yang tidak berbumbu dan masih kenyal tidak digoreng keras). Biasanya saya tidak suka Geblek yang merupakan makanan khas kulonprogo ini karena cenderung rasanya hambar, tapi dengan larutan jahe ini, terasa nikmat dimulut. Eh, masih ada lagi seperangkat sajian yang menemani sang Robusta ini, yaitu kacang rebus, tahu susur nan mungil dan lemet (tepung ketela yang diisi dengan larutan gula jawa dan direbus dalam bungkusan daun pisang). Kesemua perangkat minum kopi ini disajikan dengan nampan yang terbuat dari lembaran kayu tebal yang dibuat seperti telenan bergagang. Sungguh unik memang.
Sambil menunggu pesanan kami datang Pak Rohmat menemani kami berbincang dengan bercerita keadaan seputar kopi, dan kedai kopinya. Beliau menceritakan bahwa dibelakang kedainya ini ada aliran sungai yang pas ada air terjun kecilnya dengan kolaman. Kami memang mendengar debur sungai, namun tidak bisa melihat karena memang hari sudah gelap, apalagi tertutup rimbunan pohon kopi dan lainnya dikebun belakang Pak Rohmat ini. Beliau memperlihatkan foto air terjun itu dari HPnya kepada saya dan bercerita bahwa sore tadi ada sekelompok turis asing yang mandi dan berendam di kolaman tersebut. Beliau menyodori kami buku tamu untuk diisi nama, alamat dan kesan pesan. Disitu memang tertulis pada deretan paling bawah ada serombongan turis asing dari Perancis, Inggris, Israel dan Palestina. Sungguh rukun mereka, manakala di negeri ini orang pada berselisih karena permusuhan antara Israel dan Palestina yang jauh disana. Di negeri ini juga ada 2 orang dari negeri yang 'katanya' bermusuhan ini berwisata dan rukun bersama.... ha...ha...ha...
Karena tamu memang sudah sepi, hampir sepanjang waktu kami berada disana, Pak Rohmat sendiri dengan keramahannya menemani kami berbincang dan berfoto. Beliau membuka kedai ini sejak sekitar lebaran kemarin tahun, artinya ya lebaran tahun 2014. Meskipun secara resmi buka dari jam 10-22, tapi secara nyata Pak Rohmat akan melayani tamu yang datang 24 jam. Tidak ada penginapan yang tersedia, namun jika akan menginap disini, beliau mempersilahkan. Bahkan beberapa hari sebelumnya sekelompok bule yang lain dari yang barusan mandi di air terjun tadi ada yang menginap dengan menggelar tikar di lokasi gasebo tempat ngopi tersebut dengan mengeluarkan meja kursinya terlebih dahulu. Mereka katanya akan melihat sunrise dari puncak suroloyo yang memang sudah dekat. Jika siang hari, pengunjung juga dapat melihat langsung cara pengolahan kopi dirumah Pak Rohmat maupun jalan-jalan dikebun kopinya. Kalau malam, mungkin akan ketemu mahluk lain dikeremangan malam diantara aliran sungai dan rimbunnya pepohonan... oppps.... :D
Dengan warungnya ini, Pak Rohmat menggerakkan perekonomian didaerah yang bagi orang luar, perlu perjuangan untuk sampai kesana tersebut. Beliau selain menyediakan kopi dari kebunnya sendiri, karena pengunjung yang semakin banyak, juga menampung kopi hasil kebun dari penduduk sekitar. Beliau membeli dengan harga pasar bahkan dilebihi sedikit, sehingga rejeki ini memang tidak hanya dinikmati sendiri tapi juga menggerakkan perekonomian di desanya. Petani tidak perlu menjual jauh-jauh yang tentu saja butuh biaya, tapi cukup di tempat Pak Rohmat ini, bahkan dengan harga lebih tinggi dari harga pasar.
Menu selain kopi memang ada makanan berat. Menunya juga khas, yaitu ayam kampung kukus. Namun sayang kami sudah tidak kebagian menu ini. Sehari rata-rata Pak Rohmat menghabiskan 12 ayam. Setiap ayam bisa menjadi 4 porsi, jadi rasanya ukuran satu porsi sudah bisa menjadi obat tidur, karena perut kekenyangan :D. Ayam ini disajikan dengan tempe dan tahu goreng, beserta sayuran lodeh atau semacamnya yang terhidang diatas daun pisang. Menu Ikan juga ada, namun ikan laut.
Nah, saatnya pulang tentu terpikir ada sesuatu yang bisa dibawa. Kedai ini juga menyiapkan kopi dalam kemasan yang siap dibawa pulang. Pak Rohmat masuk kerumah dan membawa sekeranjang kopi kemasan untuk kami pilih sebagai oleh-oleh. Ada Kopi Robusta dan Kopi Jahe dalam kemasan 100g. Keduanya sudah dalam bentuk serbuk. Bagi yang lebih suka masih dalam bentuk biji kopi, Ada juga biji kopi sangrai siap digiling. Kopi Jahe seharga Rp 12.500, robusta Rp 10.000, dan biji kopi yang jauh lebih besar kemasannya dihargai Rp 25.000. Seperangkat kopi beserta dayang-dayang... eh... camilan yang menyertainya tadi ditebus dengan dana Rp 12.500.
Minum kopi di tempat Pak Rohmat bukan saja menikmati kopi yang langsung dari kebunnya dengan pengolahan tradisional, tapi juga menikmati keramahan Pak Rohmat, Menikmati sejuknya, kalau tidak bisa dibilang dinginnya Pegunungan Menoreh, keindahan gunung dan lembahnya, juga sensasi penyajian kopinya. Meskipun jauh terpencil di celah lembah dan diantara puncak pegunungan Menoreh, dibarat laut JOGJA, tempat ini menjadi magnet tersendiri yang akan menarik penikmat kopi atau penyuka jalan-jalan untuk mencarinya. Jadi wahai penikmat kopi, kapan anda akan datang mengunjungi Pak Rohmat di pesanggrahannya ini? Jangan takut kemalaman, karena kapanpun anda datang, akan disambutnya dengan senang hati. Bukan begitu Pak Rohmat.... :)?
Kontak Pak Rohmat: 0878-4319-6105
kendaraan yang bisa sampai lokasi: kecuali bus, dan perahu... wekkss... :D
Tempat wisat diseputar Kedai Kopi Menoreh Pak Rohmat:
1. Sendangsono
2. Kebun teh Nglinggo
3. Air terjun Watu Jonggol
4. Puncak Suroloyo
5. Air terjun Sidoharjo
6. Arena Outbond Dolan ndeso, Boro
ConversionConversion EmoticonEmoticon