Rindangnya kompleks makam raja-raja Imogiri sedikit menyegarkan badan yang merasa gerah dibawah teriknya sinar matahari kala itu. Kami memang mampir sebentar kekomplek makam ini untuk membeli bekal makan siang berupa Pecel, makanan yang cocok buat vegetarian, karena dibuat dari sayuran ini memang
banyak dijual di area bawah kompleks makam, sebelum naik bangunan utama makam raja-raja tanah jawa ini. Disana banyak orang yang duduk lesehandipinggir jalan disamping aliran sungai, dibawah rindangya pepohonan dengan suasana hutan yang rimbun tebing bukit diseberang sungai. Kami tidak ikut makan disini, namun hanya membeli, untuk makan siang kami di Kebun Buah Mangunan anntinya.
Dari kompleks makam ini kami kembali kearah pasar imogiri lama, namun sebelum sampai, kami ambil jalur kekiri, menuju arah Dlingo/Mangunan. Jalanan mulai menanjak naik, dan melintas area hutan yang dikelola oleh Universitas Gajah Mada. Melintasi jalanan ini sungguh mengasyikkan, apalagi jika kita menempuhnya dengan motor, bukan mobil. Udara yang sejuk, rimbunnya pepohonan (entah kalau musim kemarau) dan pemandangan di satu sisi yang menyuguhkan hamparan lembah sebagai latar belakang dan bukit yang digunakan sebagai kompleks makam raja-raja sungguh hal yang membuat pikiran kembali segar. Di bukit kompleks makam raja-raja, terlihat bangunan pelindung makam menyembul dari sela-sela pepohonan yang besar, dan semakin lama tampak semakin dibawah dari posisi kita.
Menyusuri jalan sekitar 5 kilometer naik dan menyusuri jalanan yang sepi berkelok-kelok ini, kita akan sampai ke sebuah pertigaan kecil dan haru mengambil jalur kekanan. Sayangnya tidak ada petunjuk jalan yang menunjukkan arah ke kebun buah Mangunan ini. Tidak mengapa, karena kita sekalian bisa beramah-tamah dengan penduduk sekitar sambil menanyakan arah jalan ke kebun ini.
Jalur jalan ke Kebun Buah ini tidaklah terlalu besar, mungkin akan kesulitan jika kita merencanakan kesana menggunakan bus besar, tapi masih memungkinkan kalau mau menggunakan mikro bus. Area parkir di dekat penarikan retribusi lumayan luas, dan sudah diperkeras menggunakan konblok. Beberapa bangunan kantor pengelola dan aula juga sudah dibangun disini, demikian juga dengan fasilitas MCK dan mushola. Kebun Buah ini sendiri terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepat berada di perbukitan diatas aliran kali Oya, sungai yang nantinya bertemu dengan kali Opak, dan bermuara di Pantai Depok (satu garis dan berada disebelah barat Pantai Parangtritis). Kalau kita ingat peristiwa gempa bumi besar di Jogja tahun 2006 lalu, lokasi ini berada di sebelah timur lautnya. Kita bisa menempuh jalan kesini dengan jarak 15 km dari kota Bantul, atau sekitar 35 km dari kota Yogyakarta.
Wahana ini menempati areal seluas kurang lebih 23 hektar dengan ketinggian antara 150 – 200 meter dpl. Kebun Buah ini dirintis sejak tahun 2003 oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Tanaman yang dibudidayakan di Kebun Buah ini antara lain adalah: durian, mangga, rambutan, jambu air, jeruk, sawo, duku dan manggis. Selain itu juga dibudidayakan namun dalam jumlah yang relatif sedikit yaitu: matoa, kelengkeng, jambu biji, cempedak dan belimbing. Tanaman lain selain tanaman buah juga dibudidayakan, untuk menambah kesejukan area perbukitan ini, seperti jati, king grass, pagar hidup berupa salak, magium dan pinus. Untuk pemupukan, disini juga dibiakkan sapi yang diambil kotorannya sebagai pupuk kandang.
Fasilitas yang ada di lokasi ini antar lain adalah: kantor manajemen, penginapan/homestay (ada 3 rumah penginapan yang disiapkan), gedung pertemuan, kolam renang, kolam ikan, jalan setapak, MCK dan mushola. Jika kita menginginkan untuk berkemah pun disini juga disediakan area untukcamping ground. Demikian pula fasilitas untuk kegiatan yang saat ini sedang banyak diminati, yaitu Outbond.
Puncak terindah di Kebun Buah Mangunan ini ada di bukit sebelah selatan, dari lokasi parkir utama masih harus jalan turun ke lembah, tempat peternakan sapi dan kolam ikan serta kolam renang, lalu harus menanjak lagi di bukit yang selatan ini. Untuk mobil yang agak besar sepertinya akan kesulitan untuk naik ke puncak bukit yang ini, karena tanjakan dan tikungannya lumayan tajam. Motor yang kondisinya tidak fit juga tidak disarankan dibawa naik kesini.
Namun semua kesukaran ini terbayar kala kita sudah sampai di puncak selatan ini, dimana juga disana dibangun sarana MCK dan joglo. Titik paling menarik disini adalah sebuah gardu pandang yang dibangun tepat di ujung bukit berbatasan langsung dengan tebing dimana aliran air Sungai Oya mengalir meliuk dibawah gardu pandang ini. Dari sini mungkin diperlukan kamera dengan lensa fish eye untuk dapat benar-benar menggambarkan keindahan puncak tebing ini, karena area pandangnya yang begitu luas, dan tidak bisa tergambarkan dengan potongan-potongan foto.
Gardu pandang ini sebenarnya adalah puncak di tebing karang dari lembah sungai yang telah dibangun dengan tambahan tangga dan shelter, dengan pagar dari jalinan besi dan semen. Dari sini sepertinya bagus sekali untuk memotret kala sunrise dan sunset. Tebing ini kalau tidak salah mengarah ke tenggara, dengan pemandangan laut di sisi kanan kita.
Yang kami sayangkan waktu itu adalah bahwa saat kami datang kesana bukanlah musim buah, jadi ya…., tidak sempat menikmati segarnya buah yang langsung dapat kami petik disana. Untuk dapat menikmati buah ini, memang kita harus menghubungi petugasnya dulu, dan masih dikenakan chargetersendiri.
Namun sama halnya dengan fasilitas-fasilitas lain milik pemerintah, kawasan yang sebenarnya potensial sekali untuk pariwisata ini kelihatan kurang perawatannya. Seperti contohnya kolam renang yang ada terlihat kotor dan kelihatan kalau jarang sekali digunakan. Demikian juga dengan peran pengunjung yang biasa corat-coret, kurang menyadari bahwa itu semua dibangun dengan uang rakyat, sehingga kurang mempunyai rasa memiliki…. Atau malah adanya rasa memiliki yang kelewatan, jadi diperlakukan sekehendak hati… entahlah.. ha…ha..ha.ha…
Terlepas dari itu semua, kawasan ini merupakan sebuah tempat yang layak untuk bersantai bersama teman-teman atau wisata keluarga, karena dapat menyegarkan kembali pikiran, dengan menikmati pemandangan indah dan sejuknya udara perbukitan, lepas dari kemacetan dan kesibukan perkotaan yang semakin panas terpolusi, apalagi beberapa tahun kedepan, dimana tumbuh-tumbuhan yang ada mungkin sudah lebih besar lagi dan dapat menambah kesejukan kawasan Kebun Buah Mangunan ini.
ConversionConversion EmoticonEmoticon